Urgensi bahasa Arab dan Pembelajarannya

Urgensi bahasa Arab dan Pembelajarannya


A. PENDAHULUAN


        Urgensi suatu bahasa dapat dilihat dari fungsinya yang mempunyai peran penting bagi kehidupan manusia. Menurut Halliday (1976:43) ada tiga fungsi, yaitu ideational, interpersonal, social, dan textual. Dari fungsi ini, kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari bahasa. Bahasa dan manusia bagaikan dua sisi mata uang yang apabila hilang salah satunya, maka kehidupan ini tidak banyak memberi makna bagi dirinya dan orang lain. Oleh sebab itu, penciptaan manusia seiring dengan penciptaan kemampuan berbahasanya, dan hanya manusialah yang memiliki bahasa yang sebenarnya.
Betapa urgensiya bahasa bagi kita. Tanpa bahasa kita tidak dapat berbudaya, tidak dapat berkreasi, dan tidak mempunyai peradaban maju. Hal ini dapat dilihat pada makhluk-makhluk lain, seperti binatang, tumbuh-tumbuhan,planet, dsb. Kehidu-pan mereka statis sejak diciptakannya sampai kini. 
         Di sini akan terlihat bahwa bahasa memberi pengaruh yang kuat kepada masya-rakat, karena urgensinya bukan saja sebagai media komunikasi, tetapi juga menjadi modal hajat hidup manusia. Kita tidak berhenti belajar bahasa selama masih ada manusia di muka bumi ini. 
Fungsi-fungsi bahasa Arab bagi pelajar/mahasiswa merupakan kebutuhan yang penting, karena ia telah menjadi bahasa agama, bahasa komunikasi resmi antar bangsa (PBB), bahasa dunia Islam, bahasa perdagangan, bahasa ekonomi dan perbangkan Islam, , bahasa kebudayaan, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa hukum, bahasa gaul, dsb. Hal ini menarik para ahli untuk memperbincangkan dan melakukan studi sebagaimana layaknya bahasa-bahasa yang terkenal lainnya, seperti bahasa Inggris, Mandarin, dsb.Oleh sebab itu, sejak dahulu sampai kini, hampir tidak ada negara dan perguruan tinggi di dunia ini, di negara-negara maju, yang tidak membuka jurusan atau program studi bahasa Arab atau kajian-kajian yang bernuansa bahasa dan peradaban Arab.
        Permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimanakah urgensi bahasa Arab dan pembelajarannya yang efektif, yaitu pembelajaran yang tepat, dengan waktu yang relatif singkat, dan mencapai hasil yang maksimal. bagi para pelajar/mahasiswa di Indonesia.

B. Fungsi Bahasa
 
1. Fungsi Tekstual Bahasa Arab 
            Hubungan bahasa Arab dengan Al-qur`an dan Hadis Nabi SAW sebagai sumber utama agama Islam tidak bisa dipisahkan. Al-qur`an diturunkan dengan bahasa Arab dan tidak pernah ada Al-Qur`an dengan bahasa lainnya . Oleh sebab itu, hampir dapat dikatakan bahwa seseorang akan mengalami kesulitan dalam memahami Al-Qur`an secara mendalam tanpa menguasai bahasa Arab yang menjadi bahasa Al-Qur`an. Banyak penelitian yang mengatakan bahwa ada hubungan yang kuat antara pemahaman bahasa Arab dengan pemahaman mata kuliah mata kuliah yang menggunakan bahasa Arab, seperti tafsir, hadist, dsb. Seseorang tidak akan menjadi ulama atau ustadz yang profesional jika tidak menguasai bahasa Arab. Kajian tentang kata “iman dan kufur” dalam Al-Quran, misalnya, menimbulkan pengaruh yang hebat di kalangan ulama dan kaum muslimin, sehingga melahirkan persoalan politik dan menimbulkan banyak paham, seperti Jabariyah, Qadariyah, Murji’ah, dsb, serta aliran teologi Islam, seperti Mu’tazilah, Ahlu Sunnah Wal Jama’ah, dsb(Harun Nasution, 1986).
           Terjadinya perbedaan pendapat di kalangan para mujtahid, (pakar dalam kajian Islam) sangat dipengaruhi oleh bahasa Arab sebagai faktor yang dominan, baik dari segi struktur, semantik, maupun leksikonnya. Hal ini dengan luas dijelaskan oleh Thawilah dalam bukunya “Atsar al-Lughah fi Ikhtilaf al-Mujtahidin dan buku Ikhtilaf al-Mufassrin asbabuh wa atsaruh (1414H)” yang menggambar-kan tentang pengaruh bahasa Arab terhadap para mujtahid dan para mufassir [3]. 
          Dalam kalangan ulama tafsir-hadis, perselihan pendapat dan perbedaan paham juga terjadi karena faktor bahasa. Sebagaimana dijelaskan Al-Faisan dalam bukunya ”Ikhtif al-Mufassrin, Asbabuh Wa Atsaruh (1997)”.
Dalam pelajaran fiqih dan ushul fiqih, urgensi bahasa Arab tidak dapat disangkal lagi, karena materi ajarnya berisikan tentang kaidah-kaidah fiqih dan ushul yang notabene adalah kaidah bahasa Arab.Di sini bahasa Arab telah menjadi bahasa hukum Islam (bagian dari syari’ah). 
Fungsi tekstual (karya tulis ulama) turut mempengaruhi tingkah laku atau amal perbuatan kaum beragama (Islam dan lainnya) dalam ibadah, pola pikirnya, cara pandangnya, pilihan teologinya, dsb. Coba kita perhatikan tingkah laku kaum muslimin di Ulakan Pariaman, di Demak (Jawa tengah), di Iran, di Afganistan, Turki, dsb. 
           Paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pelajar/mahasiswa yang tidak menguasai bahasa Arab akan mengalamai kesulitan dalam studinya jika tidak ditunjang oleh bahasa Arab sebagai alat bantu utamanya untuk memahaminya. Dengan demikian, jelaslah bahwa bahasa Arab dalam kajian ilmu-ilmu yang disebutkan di atas adalah sangat urgen.
2. Funsi Sosial Bahasa Arab 
         Dalam kajian sosiolinguistik, bahasa, setidaknya, berhubungan dengan empat hal, (1) bahasa mempengaruhi masyarakat, (2) masyarakat mempengaruhi bahasa, (3) masyarakat dan bahasa saling berpengaruh, dan (4) bahasa dan masyarakat tidak saling mempengaruhi. Sebagai contoh, orang-orang yang hebat bahasa Arabnya diperlakukan masyarakat secara terkhormat karena memiliki kemampuan yang berlebih dari kebanyakan orang, maka ia memiliki status sosial yang lebih baik, dianggap ”orang siak, ustadz, ulama, pandai mengaji, memiliki pengetahuan agama Islam yang cukup, dsb”karena ia memiliki ciri tersendiri dan tampil beda dengan orang lain.
          Berkembangnya secara pesat perekonomian, ilmu pengetahuan, peradaban, dan pergaulan masyarakat tutur Arab menyebabkan bahasa Arab tidak lagi berada pada wilayah Timur tengah saja, tetapi merambah ke penjuru dunia. Masyarakat dunia merasakan betapa pentingnya mempelajari bahasa Arab dan kajian-kajian Timur Tengah. Sejak dahulu sampai kini, bahasa Arab telah dipelajari oleh masyarakat dunia dan hampir tidak ada universitas di negara maju yang tidak membuka jurusan bahasa Arab, misalnya, di Barat, sejak abad XI, sebagian masyarakat Eropa telah mempelajari bahasa Arab, karena buku-buku ilmiah, seperti kedokteran, IPA, matematika,dll yang ada di Toledo, Seviila, dan Cordova, banyak bertulisan bahasa Arab, maka para Raja, misalnya Ferederik II dan Alfonso X, menyuruh semua rakyatnya mempelajari bahasa Arab, karena mampu berbahasa Arab, pada saat itu, merupakan gengsi dan kebanggaan bagi sebagian masyarakat Eropa. 
         Di Indonesia, misalnya ada UI,UGM,UNJ, IPB, UPI, USU, UM, PTAI, dsb. Di Universitas negara-negara Asean, di Itali ada Universitas Roma, Universitas Bologna, Roma, dan Slenna, di Ingris ada universitas Oxford, Cambridge, London, Durham, Andrews, dsb,di Kanada ada Universitas McGill dan Ottawa, di Australia, di Belanda ada Univesitas Leiden, Universitas Amsterdam, dsb. di Jerman ada universitas Heidenberg, Munchen, Berlin, dsb. di Rusia ada Universitas Moskow, Kharkov, dsb, di US ada Universitas Harvard, Calombia, California, dsb. 
3. Bahasa Arab Sebagai Bahasa Politik
        Dari segi politik, bahasa Arab telah berkembang dan mempengaruhi dunia bagian Timur dan Barat. Di bagian Timur, masyarakat tutur bahasa Arab sangat banyak jumlahnya, mulai dari Marokko, Aljazair, Libia,Republik Persatuan Arab,Sudan, Lebanon,Saudi Arabia, Siria, Yordania, Irak, Iran, Afganistan, Turki, Mesir, sebagian wilayah Afrika Utara, dsb. Negara-negara ini adalah negara yang tingkat perekonomiannya stabil, kaya, dan berperadaban maju. Kebutuhan negara-negara tersebut terhadap tenaga kerja Indonesia hampir tidak terpenuhi, karena faktor kemampuan berbahasa Arab pada anak-anak bangsa ini lemah.
        Masuknya agama Islam ke Eropa Barat, sejak abad XI, sebagian masyarakat Eropa telah mempelajari bahasa Arab, karena buku-buku ilmiah, seperti kedokteran, IPA, matematika,dll yang ada di Toledo, Seviila, dan Cordova, banyak bertulisan bahasa Arab, maka para Raja, misalnya Ferederik II dan Alfonso X, menyuruh semua rakyatnya mempelajari bahasa Arab, karena mampu berbahasa Arab, pada saat itu, merupakan gengsi dan kebanggaan bagi sebagian masyarakat Eropa. 
         Dalam organisasi Dunia, bahasa Arab, sejak tahun 1973, telah menjadi bahasa keenam yang resmi dipakai untuk bahasa persidangan PBB dan menjadi bahasa utama yang dipakai berkomunikasi dalam OKI (Organisasi Konferensi Dunia Islam).

4. Bahasa Arab sebagai Bahasa Ekonomi Islam, Perbankan Islam, dan Hukum Islam
         Krisis ekonomi yang melanda dunia akhir-akhir ini membuat perhatian masyarakat ekonomi melirik pengembangan ekonomi dan perbankan dengan sistem syari’ah. yang diharapkan lebih mempunyai daya tahan dari krisis. Bahkan di Indonesia, hampir-hampir tidak ada bank yang tidak membuka bank syari’ah. Hal ini memberi efek kepada perkembangan dan pertumbuhan kosa kata Arab (mufradat) baru yang berhubungan dengan perekonomian dan perbankan. Maka populerlah istilah muamalah, mudharabah, murabahah, baitul mal wa tamwil, qardhul hasan, ujrah, wakalah, hawalah, kafalah, rahn , shada-qah, zakat, infaq, waqaf, tauliyah, isyrak, wadhi’ah, tsaman, nasi’ah, tasharruf, sharf, salam, dsb. Semua kosa kata ini berbahasa Arab yang harus dipahami maksud dan konteks pemakaiannya oleh para pemelajar/mahasiswa agar tidak ketinggalan zaman dan buta makna. Dengan demikian, gengsi bahasa Arab terus berkembang ke arah yang positif dan moderen, karena menjadi bahasa pergau-lan antar masyarakat, kaum terpelajar, dsb.
5. Bahasa Arab Sebagai Bahasa Kebudayaan
        Peranan bahasa Arab dalam kebudayaan dunia dan nasional telah mengambil bagian penting sejak berkembangnya agama Islam di Nusantara pada abad XIII dan sampai saat ini masih dirasakan peranannya secara leksikal maupun semantik. Hal ini terlihat pada berbagai bidang. Misalnya pada upacara sekaten di Kraton Surakarta dan Yogyakarta, upacara perkawinan, khataman, khitanan, kata sakral atau mantera-mantera yang dipakai oleh masyarakat Indonesia adalah menggu-nakan huruf atau kata-kata bahasa Arab. Bahkan ungkapan-ungkapan tertentu yang banyak dipakai oleh masyarakat Indonesia secara meluas dan merakyat dengan menggunakan bahasa Arab. 
       Bahasa Arab mempunyai keanehan, ia bisa sakti dan mujarab, karena dapat menyembuhkan berbagai penyakit manusia. Dengan sarana air, seseorang yang saleh membaca do’a yang berbahasa Arab lalu dihembuskan ke dalam air, dan air berisi energi do’a, kemudian diminumkan kepada orang yang sakit. Insya Allah dengan izin-Nya, orang yang sakit akan sembuh.
     Bahasa Arab juga sangat berperan dalam karya-karya tulis anak-anak bangsa Indonesia. Banyak buku yang dikarang oleh ustadz atau ulama di Indonesia dengan menggunakan huruf Arab-Melayu, seperti buku Perukunan, Sifat duapuluh, dan buku-buku yang berkaitan dengan ibadah, hikayat, sejarah Nabi Muhammad, tasawuf, dan sebagainya.
    Dalam bidang kesusasteraan Indonesia pada zaman pujangga lama banyak ditulis dengan huruf Arab-Melayu yang banyak menggunakan kata-kata yang berasal dari bahasa Arab, maka mempelajari bahasa Arab bagi pelajar Indonesia, terutama jurusan sastra Indonesia, merupakan kunci untuk menggali kesussteraan Indonesia lama, karena banyaknya kata-kata Arab yang digunakan atau yang diambil menjadi kata-kata bahasa Indonesia sekarang.
C. Pembelajaran Bahasa Arab 
        Memperhatikan fungsi-fungsi bahasa di atas, pembelajaran bahasa Arab yang efektif memerlukan paradigma baru dalam merancang materi ajar dan pembelajarannya. Materi-materi ajar yang sudah usang, dan tidak sesuai dengan kebutuhan pemelajar hari ini dan ke depan, serta pembelajaran yang tidak komunikatif dan pragmatik akan membuang-buang waktu saja. Namun ini semua juga ada hubungannya dengan minat dan motivasi pemelajarnya dan perhatian lembaga pendidikan dalam memenuhi sarana dan prasana yang mendukung pembelajarannya.
1. Rancangan Pembelajaran Bahasa Arab yang efektif
       Teori-teori yang berkaitan tentang pembelajaran membicarakan dua hal, yaitu pembelajaran sebagai suatu sistem yang terdiri atas sejumlah sub sistem yang saling berkait dan mempunyai fungsi masing-masingnya. Di sini, pembelajaran bahasa Arab harus dapat merumuskan tujuan, pende-katan, metode, teknik, evaluasi, dan tenaga pengajar yang tepat. 
Sebagai suatu proses, pembelajaran mempunyai tahap-tahap untuk mencapai dan melaksanakannya. Di sini, pembelajaran bahasa Arab memerlukan adanya seleksi, gradasi, teliti, penguatan, dan unsur hiburan untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang maksimal. Hal ini berarti, materi ajar dan pembelajarannya harus didesain untuk mencapai hasil yang maksimal, efektif, dan efesien.dalam waktu yang relatif singkat dapat mencapai hasil yang maksimal. 
1) Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab 
         Tujuan pembelajaran bahasa Arab yang dibutuhkan hari ini adalah (a) 
membentuk pelajar (1) terampil mendengar dan berbicara (maharah istima’-kalam) dengan topik-topik yang komunikatif dan kontekstual dan (2) terampil membaca dan menulis bahasa Arab (maharah qira’ah-kitabah), yaitu membaca teks topik-topik tentang sosial keagamaan dan keprodian, serta menulis, yaitu melambangkan huruf/ kata-kata bahasa Arab dengan baik dan benar) dalam konteks kebutuhannya hari ini dan ke depan.Tujuan ini terlihat bahwa fokus pembelajaran bahasa Arab untuk berkomunikasi, yaitu pembentukan keterampilan berbahasa; bukan kepada pengetahuan bahasa. Pengetahuan bahasa bersifat terapan; bukan teoritis.
2. Pendekatan Pembelajaran 
sesuai dengan tujuan di atas, pendekatan pembelajaran yang efektif mencakup empat pendekatan, yaitu pendekatan humanistik, komuni-katif, kontekstual, dan struktural.
(1) Pendekatan humanistik melihat bahwa pembelajaran bahasa Arab memerlukan keaftifan pembelajarnya, bukan pengajar. Pelajarlah yang aktif belajar bahasa dan pengajar berfungsi sebagai motivator, dinamisator, administrator, evaluator, dsb.Pengajar harus meman-faatkan semua potensi yang dimiliki pelajar.
(2) Pendekatan komunikatif melihat bahwa fungsi utama bahasa adalah komunikasi.Hal ini berarti materi ajar bahasa Arab harus materi yang praktis dan pragmatis, yaitu materi ajar terpakai dan dapat dikomuni-kasikan oleh pelajar secara lisan maupun tulisan. Materi ajar yang tidak komunikatif akan kurang efektif dan mem-buang waktu saja.
(3) Pendekatan kontekstual melihat bahasa sebagai suatu makna yang sesuai dengan kebutuhan pemelajar dan seting-nya. Di sini, rancangan materi ajar harus berdasarkan kebutuhan lembaga, kebu-tuhan pemelajar hari ini dan ke depan.
(4) Pendekatan struktural melihat bahwa pembelajaran bahasa sebagai hal yang formal. Oleh sebab itu, struktur bahasa (qawaid) harus mendapat perhatian dalam merancang materi ajar. Namun struktur harus fungsional agar komunikatif dan praktis. 
Qawaid/ grammar yang tidak praktis dan tidak komunikatif dalam 
pembelajaran bahasa Arab telah gagal membentuk pemelajar terampil berbahasa, bukan saja bahasa Arab tetapi juga bahasa Inggris. 
3. Metode Pembelajaran
       Pendekatan pembelajaran di atas memerlukan metode pembelajaran yang tepat. Plihan yang tepat adalah metode eklektik, yaitu metode gabungan yang mengambil aspek-aspek positifnya baik dari keterampilan maupun pengetahuan bahasa, sehingga mencapai tujuaan dan hasil pembelajaran yang maksimal. Metode eklektif dimaksud mencakup metode percakapan,membaca, latihan, dan tugas.
4.. Rancangan Materi Ajar dan Desainnya
1. Materi Ajar Bahasa Arab
Jika kita amati suatu materi ajar bahasa terdiri atas (1) topik materi ajar dan (2) desainnya yang menggambarkan kegiatan pembelajarannya.
Topik materi ajar bahasa Arab yang efektif adalah topik-topik yang komunikatif dan kontekstual tentang tema keseharian, keagamaan, iptek, 
dan keprodian. 
2. Desainya pembelajarannya mencakup :
(1) Keterampilan Mendengar dan Berbicara (Istima’-Kalam)
(a) Teks Percakapan yang komunikatif dan kontekstual
(b) Mufradat
(c) Tadribat (Pelatihan)
- Ajril Hiwar kama fil mitsal (Percakapkanlah sbg. contoh) 
- Hawwil kama fil mitsal (Rubahlah sbg. contoh)
- Baddil kama fil mitsal (gantilah sbg. contoh)
(d) Al’ab lughowiyah (permainan bahasa)
(e) Wajib (Tugas)
(2) Keterampilan Membaca dan Menulis (Qira’ah-Kitabah)
(a) Teks bacaan yang komunikatif, pragmatik, dan kontekstual
(b) Mufradat
(c) Contoh-contoh teks yang struktural, komunikatif, dan kontekstual
(d) Penjelasan dan kesimpulan (oleh pemelajar atau pengajar)
(e) Latihan Membaca
- Bacalah dengan membunyikan semua baris akhirnya
- Terjemahkan teks bacaan ke dalam bahasa Indonesia standar
- Sebutkan jenis kata yang diberi garis bawah
- Jelaskan terjadinya perubahan baris akhir pada kata yang diberi 
garis bawah
- Jelaskan i’rab kata-kata yang diberi garis bawah dan alasannya 
(setelah pemelajar mempelajari sejumlah materi ajar yang meng-
antarnya ke arah ini)
(f) Wajib (Tugas) 
2. Pelaksanaan Pembelajaran
 Untuk mencapai hasil belajar bahasa Arab yang efektif dan maksimal, lembaga-lembaga pendidikan harus melakukan dua kegiatan, (1) pembe-lajaran, learning, dan (2) pemerolehan bahasa, langguage acquisition. Pembe-lajaran membentuk keterampilan berbahasa secara formal, sedangkan peme-rolehan membentuk pemakaian bahasa secara non formal. Kedua cara ini menuntut pengajar dan petugas untuk mempersiapkan rencana pembelajaran (RP) yang bermutu, yaitu pembelajaran yang terukur dan terkontrol serta adanya komitmen dari semua komponen terkait. 
Minat dan motivasi pelajar/mahasiswa akan tumbuh jika materi ajar didesain dengan baik dan tenaga pengajarnya profesional. Tenaga pe-ngajar tidak boleh mengajar sebelum ada pembelakalan yang diinginkan oleh komitmen lembaga. Sebab keterampilan mahasiswa dalam berba-hasa dan berpengetahuan bahasa berhubungan dengan keterampilan tenaga penga-jarnya. 
     Cara seperti inilah yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pengajaran bahasa yang ingin membentuk outcome-nya bermutu dan mempunyai ciri yang tampil beda dari yang lainnya. 
C. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan sbb :
1. Urgensi bahasa Arab dapat dilihat dari fungsi dan peranan bahasa Arab bagi kebutuhan masyarakat, karena bahasa Arab telah menjadi bahasa komunikasi 
internasional, bahasa agama Islam, bahasa ekonomi dan perbangkan syari’ah,bahasa kebudayaan, iptek, dsb. 
2. Untuk menjadi pemelajar, ustadz, calon ulama yang bermutu sangat diperlukan 
pemahaman dan penguasaan bahasa Arab.Jika tidak, ia akan mengalami kesulitan untuk membangun dirinya dalam kajian-kajian ilmu keagamaan Islam, dsb.
3. Pelaksanaan pembelaaran yang efektif memerlukan adanya seleksi terhadap materi ajar dan desain pembelajaran yang tepat, sebagaimana penulis jelaskan 
di atas.
D. SARAN
1. Lembaga pendidikan yang mempejarkan bahasa Arab harus merubah paradigmanya, dari yang tidak efektif, tidak komunikatid, tidak kontekstual 
kepada yang efektif, komunikatif, dan kontekstual 
2. Materi ajar didesain untuk membentuk keterampilan berbahasa dan pengetahuan praktis/terapan. 
3. Tenaga pengajar harus terlatih, tidak boleh mengajar sebelum memenuhi syarat yang diinginkan lembaga. Maka lembaga pengajaran harus melakukan seleksi terhadap tenaga pengajarnya.



0 komentar:

Posting Komentar

Followers